Artikel

Tuesday, 05 January 2021

FULAN FEHAN

Sebuah perayaan budaya di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Festival Fulan Fehan digelar di lembah di kaki Gunung Lakaan. Lembah itu adalah haribaan bumi terbuka yang asri dan sejuk di Kabupaten Belu, suatu kawasan perbatasan antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste. Atambua, ibu kota Belu, terletak sekitar 26 kilometer dari Lembah Fulan Fehan yang keras tapi elok itu.

Pada tahun 2018 ini, Festival Fulan Fehan mengangkat khazanah seni yang bermula dari mitos asal usul manusia di kawasan tersebut, yakni “Tari Likurai”. Dalam mitologi masyarakat Belu disebutkan bahwa pada zaman dulukala, di dunia pada masa itu masih sempit, terjadi pertikaian antara manusia dengan bangsa monyet. Manusia harus berperang dengan bangsa monyet agar bisa bertahan hidup. Tentu, sang manusia berhasilmemenangkan perang.

Raja lalu memerintahkan untuk membuat upacara penyambutan bagipara pahlawan perang yang telah mengalahkan bangsa monyet. Atas perintah itu, diciptakanlah “kolo kolo, bui muk” sebagai instrumen tarian. Para wanita menggunakan kolo kolo bui muk sebagai properti tarian. Dilaksanakan di depan rumah adat, tarian kemenangan ini kemudian disebut Likurai. Sesuai perkembangan zaman, tak ada lagi peperangan, maka tarian Likurai dipentaskan dalam acara-acara resmi adat, atau misalnya penyambutan tamu di Belu.

Pada tahun2016, Kemendikbud menetapkan tarian Likurai sebagaiwarisan budaya tak benda Indonesia. Dalam masyarakat di kawasan Belu dan sekitarnya, tarian ini tak hanya menjadi wahana penyambutan kepada mereka yang telah memenangkan pertarungan, tapi juga menjadi wahana perwujudan, pemuliaan dan penyebaran ungkapan nilai-nilai kerja sama, gotong-royong, keramah-tamahan, sikap saling menghargai dan toleransi.

Sebelum tampilan akbar di Lembah Fulan Fehan, diselenggarakan Festival Foho Rai, di lima lokasi kampung adat. Rancangan Festival Foho Rai merupakan cara untuk menampilkan ekosistem penunjang Tari Likurai. Tari Likurai sebagai satuan budaya yang diangkat dalam Festival Fulan Fehan, dalam model ini dipampangkan dalam habitat muasalnya, yaitu kampung adat, disangga oleh komunitas adat.

 

Bagi yang hendak berlibur ke NTT. Guna menjangkau lokasi satu dengan lainnya, disarankan untuk membawa kendaraan pribadi supaya perjalanan lebih nyaman.

Tapi, jika Anda berasal dari luar provinsi, sebaiknya memesan armada dari perusahaan rental mobil berikut beberapa hari sebelum keberangkatan :

 

Rental Mobil Kupang 222

Alamat: Jl. Timor Raya No.6, Oeba, Kec. Kota Lama, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur
Jam Buka: 24 jam
Hp/Whtasapp: 081339122922
Email: rentalmobilkupang222@yahoo.com

Flag Counter